| | Saya ingin sekali memulai bisnis dropship, namun bekal saya untuk itu adalah 0 alias saya tidak memiliki pengetahuan tentang itu sama sekali. Bagaimana saya bisa memulainya? | |
Halo, terima kasih untuk pertanyaannya yang menarik, dan mungkin juga banyak orang yang ingin menanyakan hal yang sama. Seseorang pernah mengatakan padaku bahwa bisnis adalah tentang menjual. Barang yang bagus tapi tidak bisa terjual, bisnis tidak jalan. Barang yang biasa saja tapi bisa terjual, dan tanpa membual, bisnis jalan. Konsep itulah yang membawaku berani belajar menjual barang, tanpa terlebih dahulu memikirkan cuan. Sebelumnya mohon maaf bilamana tulisannya kurang bisa dipahami, ini debut menulis di quora hahaha. Dalam pengetahuan saya yang sempit ini, ada 2 cara. Cara 1, carilah supplier yang mau dibayar apabila barangnya yang laku saja yang dibayar, sisanya dikembalikan tanpa ada biaya. Contoh, pedagang onde2 yang mau kita jualkan dagangannya, kita ambil 10 buah. Perjanjian yang jelas ya di awal, tidak harus dengan materai tapi tertulis lebih baik, untuk bukti. Isinya, mendapat keuntungan sekian % untuk tiap onde2 terjual, yang tidak habis bisa dikembalikan tanpa harus membayar. Oke ya, deal. Sekarang mulailah berjualan dengan cerdas dan kerja keras. Apakah laku? Belum tentu. Itulah mengapa ambil peluang yang modelnya seperti ini, kalo in case ga laku semua, kita ga sampe keluar uang, tidak minus walaupun tidak ada pemasukan. Ini bagus untuk melatih insting jualan, membangun image dan reputasi, serta kenalan. Cara 2, ketika cara 1 sudah berjalan beberapa waktu, mulailah mencatat apa2 saja yang dibutuhkan tapi tidak ada atau tidak banyak yang jual. Karena awalnya onde2, ternyata setelah kita menawarkan onde2 ke orang2, mereka butuhnya nasi bungkus yang terjangkau harganya tapi kenyang. Lalu analisa, siapa saja yang bisa memenuhi kebutuhan itu. Ada berapa orang yang sekarang jualan itu, lalu apabila ada maka caritau, kenapa sudah ada yang jual tapi permintaannya masih ada. Tentu ini akan terus bisa ditarik akar masalahnya, anggap saja ya, (case 1): ternyata walaupun ada yang jual tapi menunya sama, orang gampang bosan. (Case 2): pelayanannya kurang yahud, yang jual moody ga niat jualan. Dan case case lainnya. Dari situ setidaknya kita ada gambaran, inilah pintu masuk untuk menawarkan jasa dan produk kita. Ingat, untuk pertama jangan jual banyak2. Lebih baik barang kurang karena ludes daripada lebih. Laba emang lebih sedikit dibandingkan yang langsung banyak cuma lebih aman. Ada pepatah yang perlu diingat, high risk, high return. Cara jualin nasinya bisa mulai dengan menawari secara personal, dari orang2 yang kita catat tadi mereka butuh nasi. "Pak/Bu, saya 2 hari lagi mau bawa nasi bungkus, harganya murah, lauk bisa milih sendiri. Pak/Bu mau lauk apa, nanti saya bawakan". Bayangkan, siapa yang tidak tergiur makanannya bisa custom sesuai selera. Pengen pedes, berkuah, bersanten, terserah mereka. Dan jangan lupa, kasi tau harga setelahnya. "Pak/Bu, itu habisnya 5000, berkenan?". Kalo ternyata gayung bersambut, bisnis dibuka kawan. Bisa ditanyakan buat pembayarannya di awal apa pesen dulu, yang enak. Bisnis itu katanya tentang trust, sekali rusak pasti akan ragu terus kedepannya. Sebetulnya saya pribadi belum bisa menjadi penjual yang handal, tapi setidaknya ada sedikit ilmu yang bisa saya bagikan. Dan 1 lagi, harus ulet ya! Rugi bukan berarti gagal bisnisnya, tapi hanya gagal bisa menjual. Perkecil resiko ruginya, tekan pengeluaran yang tidak perlu, dan jangan latah alias buru2. Yang penting tahan goncangan di awal, cuan bukan prioritas di awal2 merintis. Saran saya, sekiranya ada rejeki, beli quota Youtube atau platform lainnya yang sering berbagi keluh kesah dan cara memulai bisnis. Banyak kok, salah satunya channel Youtube "PecahTelur". Semoga bermanfaat buat Quorawan/wati yang membaca ini. Sekian, terima kasih. | | | | |
|
