Apakah basantara bisa menekan penggunaan bahasa lokal?
Bergantung pada kebijakan pemerintah setempat dan perspektif masyarakat dalam menggunakan basantara (lingua franca), yakni nilai relatif basantara terhadap bahasa lokal pada komunitas tersebut. Penggunaan basantara memang lebih menguntungkan secara sosial dan ekonomi, sebab memberikan akses ke sumber daya yang lebih luas. Dengan demikian memang secara alami pengaruhnya akan lebih besar daripada bahasa lokal. Ini sesuai dengan teori interaksi desa-kota.
Basantara dipersepsikan sebagai rujukan kebudayaan bagi kelompok-kelompok masyarakat penutur basantara tersebut. Oleh sebab itu, penggunaan basantara dapat dipersepsikan sebagai kemajuan dan modernitas, serta lintas lokasi. Di sinilah, kita dapat melihat pengaruh penggunaan kata-kata atau paramasastra (gramatika, tata bahasa) dari basantara boleh jadi memengaruhi penggunaan kosakata maupun paramasastra bahasa lokal.
Perihal apakah basantara tersebut akan tertekan atau tidak, bergantung pada bagaimana persepsi dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat terhadap nilai dari basantara dan bahasa lokal tersebut.
Bagaimana cara mencegah orang untuk tidak beralih menggunakan basantara agar bahasa lokal tetap terjaga?
Secara alamiah tidak dapat dihalangi. Kecenderungan manusia untuk selalu bertukar informasi, dan adanya konsensus bersama menjadikan suatu elemen sebagai "pusat" atau "acuan" kebudayaan tentunya berimplikasi pada terjadinya golongan perifer dan sentral. Golongan yang hidup pada "pusat kebudayaan" akan selalu dirujuk sebagai simbol modernitas.
Untuk mencegah laju kepunahan bahasa lokal, intervensi memang perlu diperlukan, baik dari pihak pemerintah daerah setempat, maupun komponen-komponen masyarakat yang berkepentingan. Selama masyarakat setempat tetap memberikan nilai pada bahasa lokal, maka selama itulah bahasa lokal tetap akan sintas walaupun masyarakat tersebut juga menuturkan basantara. Apatah terjadi perubahan paramasastra ataupun pemilihan kosakata, sepanjang menurut masyarakat penutur bahasa lokal tersebut hal itu dapat diterima, bahasa lokal akan tetap hidup. Hanya saja memang sudah berkoevolusi bersama basantara. Bentuknya boleh jadi sudah berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.
Semoga bermanfaat.